Demam politik sedang menjangkiti bangsa Indonesia dua pekan menjelang hari pemilihan legislatif (9/4). Tangan gurita partai politik telah merambah dunia sepak bola, dengan dampak langsung penundaan sebagian besar pertandingan Liga Super, Divisi Utama, dan Copa Indonesia. Demikian pula dengan pemain sepak bola, tidak terhindarkan dari politik.
Beragam cara dilakukan calon legislatif (caleg) untuk mendulang dukungan dari warga. Salah satunya dengan memanfaatkan popularitas yang dimiliki kapten tim Arema, Alaxender Pulalo.
Alex Pulalo ditawari PAN (Partai Amanat Nasional) yang mengusung caleg nomor satu DPRD Jatim, Siti Nurzanah. PAN tertarik merayu Alex Pulalo yang telah menjadi ikon Arema itu untuk menjadi juru kampanye (jurkam) bagi kadernya.
Alexander Pulalo, diminta menjadi jurkam oleh PAN.
“Tawaran memang sudah ada dari PAN. Rencananya pada tanggal 4 April mendatang,” ucap Alexander Pulalo seperti dilansir Jawapos.
Hanya saja, Alex belum memberi kepastian bersedia atau tidak menjadi jurkam. Alex juga masih menunggu ijin dari manajemen Arema. Bila manajemen melarang, Alex tidak keberatan untuk menolak tawaran tersebut.
Sebelumnya, pemain sepak bola nasional juga mulai memasuki ranah politik, salah satunya adalah pemain Persipura Jayapura, Jack Komboy yang menjadi calon legislatif di daerahnya.
Dunia sepak bola di Indonesia memang tidak bisa lepas dari politik. Tidak sedikit manajer klub yang juga menjabat sebagai pimpinan di daerah.
Arema, meski klub ini tidak didanai oleh pemerintah, masih banyak kita temui spanduk, baliho, hingga poster calon legislatif yang memakai jargon “Arema” untuk meraih dukungan.
Bagaimana menurut penapat anda, setuju atau tidak bila pemain sepak bola (yang masih aktif bermain) masuk dunia politik? Bagaimana pula dengan langkah Alexander Pulalo untuk menjadi jurkam?